HUBUNGAN PENERAPAN METODE DEBAT AKTIF DENGAN HASIL BELAJAR SISWA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru sebagai pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengadakan evaluasi peserta didik membutuhkan peningkatan professional secara terus menerus. Di era kurikulum yang senantiasa mengalami pergeseran atau perubahan ini, penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran membutuhkan guru yang berfungsi sebagai peneliti secara most powerfull, yakni guru yang mampu melaksanakan tugas dan mengadopsi metode baru.
Pemilihan metode yang tepat oleh guru diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar, hasil belajar lebih aktif sehingga tujuan pembelajar dapat tercapai. Metode pembelajaran merupakan langkah kerja yang bersifat prosedural guna mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diharapkan. Tujuan pembelajaran dapat tercapai melalui metode yang sesuai dengan kurikulum dan tujuan pembelajaran.
Tujuan tersebut dapat tercapai ketika peran guru lebih dioptimalkan. Peran guru saat ini diarahkan untuk menjadi fasilitator yang dapat membantu siswa dalam belajar, bukan sekedar menyampaikan materi saja. Guru harus mampu melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran secara optimal. Pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sehingga siswa mampu mengaktualisasikan kemampuannya di dalam dan di luar kelas.
Penyebab utama siswa tidak belajar seperti siswa yang enggan belajar karena latar belakang keluarga, lingkungan, maupun situasi dan kondisi di kelas. Ada siswa yang sukar memusatkan perhatian ketika guru mengajarkan topik tertentu adapula siswa yang giat belajar karena dia bercita-cita menjadi seorang ahli. Keadaan tersebut menggambarkan bahwa pengetahuan tentang hasil belajar dan faktor-faktor belajar merupakan hal yang sangat penting diketahui bagi seorang guru dan calon guru.
Berdasarkan kenyataan di atas, pada dasarnya pembelajaran di dalam kelas bisa dilakukan dengan berbagai cara, karena yang menjadi tujuan dalam suatu pembelajaran yaitu menjadikan peserta didik mendapatkan ilmu, pengalaman, dan menyenangkan. Salah satu pembelajaran tersebut bisa dilakukan dengan cara berdebat yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Karena pada dasarnya debat dalam pembelajaran dapat menjadi satu metode berharga yang dapat mendorong pemikiran dan perenungan. Dalam metode ini peserta didik diharapkan dapat mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinan sendiri. Metode ini secara aktif melibatkan setiap peserta didik di dalam kelas bukan hanya para pelaku debatnya saja.
Membuat pembelajaran yang menarik dan sekaligus mengaktifkan siswa banyak sekali caranya. Salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan model debat aktif. Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Metode debat merupakan sebuah metode pembelajaran yang dimana siswa terbagi dalam dua kelompok besar ataupun kecil yang terdiri dari pihak yang pro dan kontra untuk beradu menyampaikan pendapat/tanggapan mereka didalam menghadapi suatu topik masalah yang telah ditentukan. Anggota kelompok juga dapat bertanya kepada peserta debat/pembicara.
Penggunaan metode debat aktif dalam pembelajaran lebih mengarah pada prosedur debat kompetitif yaitu debat dalam bentuk permainan yang biasa dilakukan di tingkat sekolah dan universitas. Dalam hal ini, debat dilakukan sebagai pertandingan dengan aturan atau format yang jelas dan ketat antara dua pihak yang masing-masing mendukung dan menentang sebuah pernyataan. Pemenang debat adalah tim yang berhasil menunjukkan pengetahuan dan kemampuan debat yang lebih baik. Tidak seperti debat sebenarnya di parlemen.
Penggunaan metode debat aktif dalam pembelajaran tidak bertujuan untuk menghasilkan keputusan. Namun, lebih diarahkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan siswa dalam berbicara, dalam hal ini kemampuan siswa yang diarahkan meliputi kemampuan untuk berargumentasi, mendengarkan pendapat yang berbeda, menyanggah, dan menyampaikan kritik. Siswa juga dilatih mengutarakan pendapat/ pemikirannya dan bagaimana mempertahankan pendapatnya dengan alasan-alasan yang logis dan dapat dipertanggung-jawabkan. Bukan berarti siswa diajak saling bermusuhan, melainkan siswa belajar bagaimana menghargai adanya perbedaan.
Berdasarkan penjelasan di atas, penerapan metode debat aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas jika diterapkan dengan baik dapat meningkatkan keterampilan komunikasi siswa, mampu mengembangkan kemampuan siswa untuk beragumentasi, serta hasil belajar siswa. Namun kenyataan di lapangan menunjukan berdasarkan pra observasi yang telah penulis lakukan penerapan metode debat aktif oleh guru Bahasa Indonesia sudah diterapkan tetapi belum efektif karena berbagai kendala diantaranya kurangnya partisipasi siswa dalam kegiatan penerapan metode debat aktif. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Penerapan Metode Debat Aktif dengan Hasil Belajar Siswa Materi Artikel dalam Media Cetak atau Internet di kelas X SMA Negeri 1 Paloh Kabupaten Sambas”. Harapan yang ini dicapai dari penelitian ini adalah penerapan metode debat aktif dapat dilaksanakan dengan baik dalam proses belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dan hasil belajar siswa semuanya dikategorikan tuntas.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah umum dalam rencana penelitian ini adalah “Bagaimanakah Hubungan Penerapan Metode Debat Aktif dengan Hasil Belajar Siswa Materi Artikel dalam Media Cetak atau Internet di Kelas X SMA Negeri 1 Paloh Kabupaten Sambas?”. Sedangkan masalah khususnya adalah:
- Bagaimanakah penerapan metode debat aktif di kelas X SMA Negeri 1 Paloh Kabupaten Sambas?
- Bagaimanakah hasil belajar siswa materi artikel dalam media cetak atau internet di kelas X SMA Negeri 1 Paloh Kabupaten Sambas?
- Apakah terdapat hubungan penerapan metode debat aktif dengan hasil belajar siswa materi artikel dalam media cetak atau internet di kelas X SMA Negeri 1 Paloh Kabupaten Sambas?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah umum yang telah dibahas di atas, maka tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai Hubungan Penerapan Metode Debat Aktif dengan Hasil Belajar Siswa Materi Artikel dalam Media Cetak atau Internet di Kelas X SMA Negeri 1 Paloh Kabupaten Sambas. Sedangkan tujuan khususnya untuk mendeskripsikan:
- Penerapan metode debat aktif di kelas X SMA Negeri 1 Paloh Kabupaten Sambas.
- Hasil belajar siswa materi artikel dalam media cetak atau internet di kelas X SMA Negeri 1 Paloh Kabupaten Sambas.
- Hubungan penerapan metode debat aktif dengan hasil belajar siswa materi artikel dalam media cetak atau internet di kelas X SMA Negeri 1 Paloh Kabupaten Sambas.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian dan secara lebih rinci dipilah menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis, yang penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pengembangan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya yang berhubungan dengan penerapan metode debat aktif serta menjadi konsepsi dasar penerapannya dalam kegiatan pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dalam menerapkan metode debat aktif di kelas.
b. Bagi siswa
Bagi siswa hasil penelitian diharapkan juga dapat dijadikan sebagai acuan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran pada khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sehingga kegiatan belajar lebih efektif.
c. Bagi peneliti
Bagi peneliti sendiri diharapkan hasil penelitian diharapkan meningkatkan wawasan dan pengetahuan penulis dalam membuat karya ilmiah yang baik dan benar.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian dibuat agar penelitian tidak menyimpang dari kerangka penelitian yang telah ditentukan. Maka dari itu dikemukakan ruang lingkup penelitan yang meliputi varibel yang diteliti serta definisi operasional dalam penelitian, yakni sebagai berikut:
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah faktor-faktor atau gejala-gejala yang diamati dalam penelitian. Arikunto (2010:161) mengemukakan “Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Kemudian Sugiyono (2011:63) mendefinisikan “Variabel sebagai atribut seseorang atau objek, yang mempunyai variasi antara orang yang satu dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain”. Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel berserta indikator-indikatornya, yaitu:
a. Varibel Bebas
Variabel bebas “Adalah variabel yang menjadi penyebab munculnya variabel terikat” Darmadi (2011:21). Kemudian Sugiyono (2011:64) berpendapat variabel bebas “Adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab berubahnya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dalam penelitian ini yang dimaksud dengan variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau menimbulkan variabel lain yang saling berkaitan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah “Penerapan metode debat aktif”, dengan Langkah-langkah metode debat yang dikemukakan oleh Silberman (2013: 141-142) yaitu:
1) Kembangkanlah sebuah pernyataan yang kontroversial yang berkaitan dengan materi perkuliahan
2) Bagi kelas kedalam dua tim. Mintalah satu kelompok yang “pro” dan kelompok lainnya yang “kontra”.
3) Buat dua sampai empat sub kelompok dalam masing-masing kelompok debat.
4) Siapkan dua sampai empat kursi untuk para jurubicara pada kelompok “pro” dan jumlah kursi yang sama untuk kelompok yang “kontra”.
5) Setiap sub-kelompok untuk mempersiapkan argument mengkaunter argument pembuka dari kelompok lawan.
6) Juru bicara yang saling berhadapan diminta untuk memberikan kaunter argument.
7) Pada saat yang tepat akhiri debat.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang timbul diakibatkan oleh adanya variabel bebas. Menurut Darmadi (2011:21) variabel terikat “Adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel yang ada karena dipengaruhi oleh variabel penentu atau bebas. Kemudian menurut Sugiyono (2011:64) yaitu “Variabel yang dipengaruhi atau yang terjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Menurut Arikunto (2010:119) variabel terikat “Adalah variabel yang timbul atau muncul karena dipengaruhi oleh variabel bebas”.
Berdasarkan beberapa definisi yang telah diungkapkan oleh beberapa pendapat para ahli di atas, penulis menyimpulkan yang dimaksud dengan variabel terikat adalah variabel yang muncul karena dipengaruhi oleh variabel lain yaitu variabel lain tersebut yaitu variabel terikat. Adapun varibel terikat dalam penelitian ini adalah “Hasil belajar siswa”, Hasil belajar siswa yang akan dilihat dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah kognitif seperti yang dikemukakan oleh Iskandar (2012: 170-173) dengan indikator sebagai berikut :
1) Pengetahuan
2) Pemahaman
3) Aplikasi
4) Analisis
5) Sintesis
6) Evaluasi
Hasil belajar ranah kognitif diukur dengan menggunakan tes prestasi belajar, yaitu tes formatif dengan bentuk soal pilihan ganda. Alasannya yaitu karena peneliti hanya ingin mengetahui hasil belajar siswa terhadap satu pokok bahasan yang disampaikan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Tes formatif merupakan tes yang digunakan untuk mengukur satu pokok bahasan tertentu yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa serta dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini berfungsi untuk memberikan penjelasan kesamaan pendapat antara maksud penulis dan pembaca, sehingga dapat mencegah kesalahan penafsiran makna kata ataupun kalimat-kalimat. Berikut ini adalah definisi operasional yang menjadi gejala-gejala yang diungkapkan dalam penelitian ini:
a. Metode debat aktif (active debate)
Debat merupakan pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Metode debat aktif (active debate) adalah cara atau alat untuk mencapai suatu tujuan dalam pembelajaran berbicara dengan cara menyajikan tema kontroversi yang menarik untuk diperdebatkan. Materi yang dijadikan bahan perdebatan yaitu artikel dalam media cetak atau internet yang menjadi bahan perdebatan umum. Contohnya tentang kenaikan harga BBM, status Gubernur yang ditetapkan sebagai tersangka dan lain-lain.
b. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar adalah hasil dari proses kegiatan belajar mengajar untuk mengetahui apakah suatu program pembelajaran yang dilaksanakan telah berhasil atau tidak, yang didapat dari jerih payah siswa itu sendiri sesuai kemampuan yang ia miliki. Jadi hasil belajar merupakan usaha sadar yang dicapai oleh siswa dengan pembuktian untuk mendapatkan umpan balik tentang daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan hasil belajar dalam pembelajaran.
Hasil belajar yang diambil dalam penelitian ini adalah ranah kognitif dengan indikator, yaitu:
1) Pengetahuan (knowledge)
Yaitu mencakup ingatan hal-hal yang khusus, hal-hal yang umum, metode-metode dan proses atau tentang pola, struktur atau setting.
2) Pemahaman (comprehension)
Yaitu mencakup bentuk pengertian yang paling rendah.
3) Penerapan (application)
Yaitu mencakup digunakannya abstraksi dalam situasi yang khusus dan konkrit.
4) Analisis (analysis)
Yaitu mencakup penguratan suatu ide kedalam unsur-unsur pokoknya sedemikian sehingga hirarkinya menjadi jelas.
5) Sintesis (syinthesis)
Yaitu mencakup kemampuan menyatukan unsur-unsur dan bagian¬-bagian sehingga merupakan keseluruhan.
6) Evaluasi (evaluation)
Yaitu menyangkut penilaian bahan dan metode untuk mencapai tujuan tertentu.
HUBUNGAN PENERAPAN METODE DEBAT AKTIF DENGAN HASIL BELAJAR SISWA
Reviewed by PENDIDIKAN POPULER
on
07:49
Rating:
No comments: