MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DAN HASIL BELAJAR SISWA


MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DAN HASIL BELAJAR SISWA

A. Model Pembelajaran Student Facilitator And Explaining
1. Konsep Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining
Gagasan dasar dari model pembelajaran student facilitator and explaining adalah bagaimana guru mampu menyajikan atau mendemonstrasikan materi di depan siswa lalu memberikan siswa kesempatan untuk menjelaskan kepada teman-temannya. Menurut Miftahul Huda (2015: 228) mengemukakan bahwa “Model pembelajaran student facilitator and explaining merupakan rangkaian penyajian materi ajar yang diawali dengan penjelasan secara terbuka, memberi kesempatan siswa untuk menjelaskan kembali kepada rekan-rekannya, dan diakhiri dengan penyampaian semua materi kepada siswa. Agus Suprijono (2013: 129) “Model pembelajaran student facilitator and explaining mempunyai arti metode yang menjadikan siswa dapat membuat peta konsep maupun bagan untuk meningkatkan kreativitas siswa dan prestasi belajar siswa”. Selain itu Rusman (2012:136) “Model student facilitator and explaining merupakan pembelajaran dimana siswa atau peserta didik belajar mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan peserta didik lainnya”. 
Model Student Facilitator and Explaining  dilakukan dengan cara penguasaan siswa terhadap bahan-bahan pembelajaran melalui imajinasi dan penghayatan yang dilakukan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan yang dilakukan siswa dengan memerankan sebagai tokoh baik pada benda hidup atau benda mati. 

2. Prinsip Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining
Model Student Facilitator and Explaining merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Salah satu Model yang dikemukakan oleh Adam dan Mbirimujo (2012:21) dalam Prasetyo bahwa untuk memperbanyak pengalaman serta meningkatkan motivasi belajar yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa yaitu dengan menggunakan Model Student facilitator and explaining. 
Dikatakan dari hasil penelitiannya bahwa dengan menggunakan model ini dapat meningkatkan antusias, motivasi, keaktifan dan rasa senang siswa dapat terjadi. Sehingga sangat cocok di pilih guru untuk digunakan pada pembelajaran bahasa. Model Student facilitator and explaining atau bermain peran ini suatu cara penguasaan siswa terhadap beberapa ketrampilan diantaranya ketrampilan berbicara, ketrampilan menyimak , ketrampilan pemahaman pada teks bacaan, dan ketrampilan seni dalam memerankan seorang tokoh sesuai konteks bacaan dalam keadaan riang. (Prasetyo, 2011:15)
Salah satu model yang digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Student Facilitator and Explaining. Pembelajaran sosial dengan cooperative learning dapat meningkatkan daya nalar dan daya pikir anak serta dapat mengurangi kegiatan menghafal. Anak dapat merasakan bahwa berpikir lebih baik dari pada menghafal sehingga siswa akan lebih termotivasi dalam kegiatan belajar mengajar TIK. Coopertive learning yang meningkatkan hubungan kerjasama antar teman memacu anak untuk semakin maju dan bekerja keras dan hasil dari cooperative learning akan membantu masyarakat untuk mendapatkan seorang yang bekerja keras dan dapat bekerja sama.

3. Kelebihan dan Kelemahan Model Student Facilitator and Explaining
Beberapa kelebihan model pembelajaran student facilitator and explaining menurut Miftahul Huda (2015: 229) antara lain yaitu: 
a. Membuat materi yang disampaikan lebih jelas dan konkret.
b. Meningkatkan daya serap siswa karena pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi.
c. Melatih siswa untuk menjadi guru, karena siswa diberi kesempatan untuk mengulangi penjelasan guru yang telah didengar.
d. Memacu motivasi siswa untuk menjadi yang terbaik dalam menjelaskan materi ajar, dan 
e. Mengetahui kemampuan siswa dalam menyampaikan ide atau gagasan. 

Sedangkan kelemahannya menurut Miftahul Huda (2015: 229) adalah sebagai berikut: 
a. Siswa pemalu sering kali sulit untuk mendemonstrasikan apa yang diperintahkan oleh guru.
b. Tidak semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk melakukannya (menjelaskan kembali kepada teman-temannya karena keterbatasan waktu pembelajaran).
c. Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang terampil.
d. Tidak mudah bagi siswa untuk membuat peta konsep atau menerangka materi ajar secara ringkas. 


4. Langkah-Langkah Model Studnt Facilitator and Explaining
Disarankan saat guru menerapkan model SFAE, perlu diperhatikan kemampuan siswa, sebab model ini menuntut siswa yang dapat membaca, bertanggung jawab, memiliki kemampuan individu untuk menjadi fasilitator dan membelajarkan siswa. Guru disarankan juga menggunakan variasi Model sehingga siswa tidak jenuh dan hasil belajar dapat meningkat.
Langkah-langkah model pembelajaran Student Facilitator and Explaining menurut Agus Suprijono (2013: 128-129) adalah:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru mendemonstrasian/menyajikan materi
c. Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lain.
d. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.
e. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
f. Penutup 

Berikut ini sintak Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining menurut Miftahul Huda (2015: 228), yaitu: 
a. Guru menyampaikan komptensi yang ingin dicapai.
b. Guru mendemonstrasikan atau menyajikan garis-garis besar materi pembelajaran. 
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya, misalnya melalu bagan atau peta konsep. Hal ini bisa dilakukan secara bergiliran. 
d. Guru menyampaikan ide atau pendapat siswa.
e. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu. 
f. Penutup. 

Dari kedua pendapat tersebut, maka langkah-langkah Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining yang diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
b. Guru menyajikan atau menjelaskan materi pelajaran.
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada siswa yang lain. Misalnya melalui bagan/peta konsep. 
d. Guru menyimpulkan ide atau pendapat dari siswa.
e. Guru menjelaskan semua materi yang disajikan
f. Guru menutup pelajaran. 

B. Hasil Belajar Siswa 
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil dari proses kegiatan belajar mengajar untuk mengetahui apakah suatu program pembelajaran yang dilaksanakan telah berhasil atau tidak, yang didapat dari jerih payah siswa itu sendiri sesuai kemampuan yang dimilikinya. Jadi hasil belajar merupakan usaha sadar yang dicapai oleh siswa dengan pembuktian untuk mendapatkan umpan balik tentang daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan hasil belajar dalam pembelajaran.
Selain itu menurut Nana Sudjana (2012: 22) mengatakan, “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Sedangkan menurut Zaenal Arifin (2010: 303) “Hasil belajar yang optimal dapat dilihat dari ketuntasan belajarnya, terampil dalam menggerjakan tugas, dan memiliki apresiasi yang baik terhadap pelajaran”. Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2010:15) mengatakan, “Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran”.
Dari ketiga pendapat diatas dapat di simpulkan bahwa pengertian hasil belajar adalah pencapaian  kemampuan yang dimiliki oleh siswa selama proses belajar-mengajar baik dalam perubahan tingkah laku maupun dalam ketuntasan belajarnya. Hasil belajar siswa merupakan patokan keberhasilan belajar sesuai dengan nilai KKM yang sudah ditentukan untuk mata pelajara TIK.

2. Hasil Belajar Ranah Kognitif
Hasil belajar seperti yang dikemukan oleh Bloom (Iskandar, 2012: 170-178) dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah diambil ranah kognitif, maka dapat diuraikan seperti di bawah ini: 
a. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan di sini menuntut siswa untuk mampu mengingat (recall) informasi yang telah pernah dipelajari, diterima sebelumnya dan dingat kembali. Misalnya: metode, kaidah, fakta, terminologi, rumus, strategi pemecahan masalah, dan sebagainya.
b. Pemahaman (comprehension)
Pemahaman di sini dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi mata pelajaran yang telah dipelajai, diketahui. Kemampuan ini dinyatakan dengan menguraikan pokok yang telah dipelajai dengan kata-kata sendiri. 
c. Penerapan (aplication)
Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam hal-hal, sepeti atuan, metode, konsep, teori, prinsip dan lain sebagainya. Misalnya penerapan suatu konsep yang dalam situasi yang baru,  mendemonstrasikan penggunaan metode, prosedur yang benar.
d. Analisis (analysis)
Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan, membedakan, dan memilah dalam bagian-bagian atau komponen-komponen atau elemen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesi atau kesimpulan, dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada tidaknya kontradiksi atau menyelesaikan sesuatu yang kompleks ke bagian yang lebih sederhana sesuatu yang kompleks ke bagian yang lebih sederhana sehingga struktur-strukturnya dapat dipahami. Misalnya, siswa diharapkan dapat mengidentifikasi bagian-bagian, membedakan fakta dan kesimpulan atau teori dengan praktik.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis di sini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam meletakkan, mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan dalam bentuk keseluruhan sehingga tercipta bentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Hasil belajar pada klasifikasi sentesis ini merupakan penekanan pada kreativitas dengan penekanan kepada rumusan pola-pola baru atau struktur sehingga terbentuk suatu yang utuh atau menyeluruh. Misalnya, perencanaan suatu kegiatan belajar mengajar atau kegiatan sosial.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi merupakan level tertinggi dalam hierarki kognitif, yang mengharapkan siswa mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu. Jadi evaluasi di sini lebih condong ke bentuk penilaian biasa daripada sistem evaluasi. Ini meliputi kriteri internal dan eksternal. Misalnya, penggunaan narkoba berdasarkan ilmu kesehatan.

3. Tes Sebagai Alat Penilaian Hasil Belajar
Tes merupakan alat penilaian hasil belajar siswa. Menurut Gronlund (dalam Sukardi, 2010: 108) menyebutkan, “The construction of good test item is an art. The skill it requires, however, are the same as those found in effective teaching”. Yang artinya penyusunan item test yang baik pada prinsipnya adalah seni. Banyaknya alat instrumen yang digunakan dalam kegiatan evaluasi salah satunya adalah tes. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda. 
Bentuk soal pilihan ganda adalah soal yang memiliki option (pilihan) dalam jawabannya. Nana Sudjana (2012: 48) “Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2005: 168) “Soal pilihan ganda kemungkinan jawaban (option) terdiri atas satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh (distractor).

4. Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar
Dalam melaksanakan tugas profesionalnya, seorang guru tidak akan terlepas dari kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran. Jadi penilaian merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pengajaran. Untuk itu penilaian hasil belajar mempunyai fungsi dan tujuan sebagai berikut:
a. Fungsi penilaian hasil belajar
Fungsi penilaian hasil belajar menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2010: 56) “Penilaian berfungsi sebagai pemantau kinerja komponen-komponen kegiatan proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses belajar mengajar. Menurut Nana Sudjana (2012: 3), mengatakan, “Penilaian proses dan hasil belajar saling berkaitan satu sama lain sebab hasil merupakan akibat dari proses”. Sejalan dengan pengertian diatas maka penilaian berfungsi sebagai:
1) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. Dengan fungsi ini maka penilaian harus mengacu kepada rumusan-rumusan tujuan instruksional
2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Perbaikan mungkin dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, strategi mengajar guru dan lain-lain.
3) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada orang tuanya. Dalam laporan tesebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.
Dari pendapat diatas, dapat di simpulkan bahwa fungsi penilaian hasil belajar adalah sebagai pemantau kinerja serta umpan balik perbaikan dalam proses belajar mengajar untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksionalnya.

b. Tujuan penilaian hasil belajar
Tujuan penilaian hasil belajar menurut Nana Sudjana (2012: 4) mengatakan tujuan penilain adalah:
1) Mendiskrifsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat di ketahui kelebihan atau kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya.
2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran 
3) disekolah, yakni seberapa jauh keefektifanya dalam mengubah tingkah laku para siswa kearah tujuan pendidikan yang diharapkan.
4) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya.
5) Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak-pihak sekolah kepada pihak-pihak yang bersangkutan. Pihak yang dimaksud meliputi pemerintah, masyarakat dan orang tua.

Sedangkan menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2010: 53) “Tujuan penilaian  adalah untuk mengetahui apakah suatu program pendidikan, pengajaran, atau pelatihan tersebut telah dikuasai oleh pesertanya atau belum”. Sedangkan menurut Zaenal Arifin ( 2010: 15) adapun tujuan penilaian hasil belajar adalah:
1) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah diberikan;
2) Untuk mengetahui kecakapan, motifasi, bakat, minat, dan sikap peserta didik terhadap program pembelajaran;
3) Untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta didik dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan;
4) Untuk mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Keunggulan peserta didik dapat dijadikan dasar bagi guru untuk memberikan pembinaan dan pengembangan lebih lanjut, sedangkan kelemahannya dapat dijadikan acuan untuk memberikan bantuan atau bimbingan;
5) Untuk seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang sesuai dengan jenis pendidikan tertentu;
6) Untuk menentukan kenaikan kelas;
7) Untuk menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Dari pendapat tersebut di atas, dapat di simpulkan bahwa tujuan penilaian hasil belajar adalah untuk mengukur sejauh mana peserta didik menguasai materi pelajaran sehingga dapat diketahui kelemahan, kelebihan, maupun keberhasilan dalam pencapaian hasil belajar yang maksimal, yang sesuai dengan potensi masing-masing yang dimiliki pesera didik.

Sumber: 

Hamdani.(2011). Strategi Belajar Mengajar.Bandung: Pustaka Setia.

Huda, M. (2015). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 

Jihad, A. dan Haris, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Rahmadi, W. (2006). Model-model Pembelajaran Matematika. Makalah diklat guru pengembang matematika SMP. Yogyakarta: PPPG Matematika.

Rahman. (2008). Model Mengajar & Bahan Pembelajaran. Bandung: Alqaprint.

 Roestiyah N.K, (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Rusman. (2010). Model-Metode pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Sudjana, N. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suprijono, A.(2013).Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DAN HASIL BELAJAR SISWA MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DAN HASIL BELAJAR SISWA Reviewed by PENDIDIKAN POPULER on 22:02 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.