METODE TANYA JAWAB DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA


METODE TANYA JAWAB DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

A. Metode Tanya Jawab
1. Pengertian Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah yang tertua dalam banyak digunakan dalam proses pendidikan, baik dilingkungan keluarga, masyarakat, maupun sekolah. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2010: 94) mengemukakan bahwa “Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru”. Hamdani (2010: 207) menyatakan bahwa “Metode tanya jawab merupakan cara penyajian bahan ajar dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan”. Sedangkan menurut Roestiyah N.K (2012: 129) menjelaskan bahwa “Metode tanya jawab ialah teknik untuk memberi motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya, selama mendengarkan pelajaran, atau guru yang mengajukan pertanyaan, siswa menjawab”. 

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa metode tanya jawab adalah merupakan cara penyajian pembelajaran dengan pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk memotivasi atau membangkitkan pemikiran-pemikiran siswa baik dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. 

2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan seperti yang dikemukan oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2010: 95), yaitu:
a. Kelebihan metode tanya jawab
1) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa sedang rebut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya.
2) Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingatan.
3) Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
b. Kekurangan metode tanya jawab
1) Siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab.
2) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa.
3) Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.
4) Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa. 

Sementara itu Hamdani (2010:158) mengemukakan kelemahan dan kelebihan metode tanya jawab, yaitu:
a. Kelemahan metode tanya jawab
Metode tanya jawab tidak wajar digunakan untuk:
1) Menilai kemajuan peserta didik
2) Mencari jawaban dari siswa, tetapi membatasi jawaban yang dapat diterima
3) Memberi giliran pada siswa tertentu
b. Kelebihan metode tanya jawab
Kebaikan metode tanya jawab adalah:
1) Tanya jawab memperoleh sambutan yang lebih aktif apabila dibandingkan dengan metode ceramah yang bersifat menolong
2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat
3) Mengetahui perbedaan-perbedaan pendapat yang ada, yang dapat di bawa kea rah suatu diskusi. 

Kelebihan dan kelemahan metode tanya jawab tersebut merupakan hal-hal yang perlu dipehatikan oleh guru sebelum menerapkan metode tersebut dalam pembelajaran. Hal penting yang sangat dominan untuk diperhatikan berkaitan dengan kelemahan metode tanya jawab, seperti waktu yang sering terbuang, siswa banyak tidak bisa menjawab pertanyaan guru dan sulitnya siswa untuk mengemukakan pendapat di depan kelas.

3. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Tanya Jawab
Pelaksanaan metode tanya jawab harus memperhatikan hal-hal seperti dikemukan oleh Hamdani (2010: 207) yaitu:
a. Guru harus menguasai bahan secara penuh
b. Siapkan pertanyaan yang akan diajukan kepada siswa
c. Memberi acuan. Pertanyaan yang memberi acuan adalah suatu bentuk pertanyaan yang sebelumnya diberikan uraian singkat tentang apa yang ditanyakan. 
d. Memusatkan jawaban. Pertanyaan yang diajukan harus dipusatkan pada apa yang menjadi tujuan pembelajaran.
e. Memberi tuntutan. Guru memberikan pertanyaan kembali meskipun pertanyaan pertama sudah benar. 

Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2010: 98) adalah:
a. Merumuskan tujuan Tanya jawab sejelasnya dalam bentuk khusus dan berpusat pada tingkah laku anak didik
b. Mencari alasan pemilihan metode Tanya jawab
c. Menetapkan kemungkinan pertanyaan yang akan dikemukakan
d. Menetapkan kemungkinan jawaban untuk menjaga agar tidak menyimpang dari pokok persoalan
e. Menyediakan kesempatan bertanya oleh anak didik.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam melaksanakan metode tanya jawab pada proses pembelajaran adalah guru harus menguasai materi pelajaran, guru harus membuat pertanyaan, guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan menyimpulkan hasil jawaban atas pertanyaan yang disampaikan. 

B. Motivasi Belajar Siswa 
1. Pengertian Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku yang merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku. Selain itu pula motivasi juga dapat dipahami sebagai dorongan untuk melakukan aktivitas dalam diri seseorang guna mencapai tujuan tertentu. Menurut Anas Sudijono (2013: 163) menyatakan bahwa “Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku”. Menurut Sumadi Suryabrata (Djaali, 2012: 102) mengemukakan bahwa “Motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan”. Sementara itu Hamdani (2010: 290) menjelaskan bahwa “Motivasi belajar merupakan hasrat untuk belajar dari seseorang individu”. 

Beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan). Motivasi belajar dapat dibangkitkan, ditingkatkan, dan dipelihara oleh kondisi-kondisi luar, seperti penyajian pelajaran oleh guru dengan media bervariasi, metode yang tepat, komunikasi yang dinamis, dan sebagainya. 

2. Fungsi Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar bertalian erat dengan tujuan belajar. Terkait dengan hal tersebut motivasi menurut Anas Sudijono (2013: 163) mempunyai fungsi yaitu:
a. Mendorong peserta didik untuk berbuat. Motivasi sebagai pedorong atau motor dari setiap kegiatan belajar.
b. Menentukan arah kegiatan pembelajaran yakni kea rah tujuan belajar yang hendak dicapai. Motivasi belajar memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan pembelajaran. 
c. Menyeleksi kegiatan pembelajaran, yakni menentukan kegiatan-kegiatan apa yang harus dikerjakan yang sesuai guna mencapai tujuan pembelajaran dengan menyeleksi kegiatan-kegiatan yang tidak menunjang bagi pencapaian tujuan tersebut. 

Sementara itu menurut Hamdani (2010: 292) menjelaskan fungsi motivasi berkenaan dengan proses belajar mengajar yaitu:
a. Fungsi pengerak dalam motivasi
Penggerak motivasi belajar untuk siswa dapat dilakukan melalui berbagai cara, yaitu:
1) Metode penemuan
2) Motivasi kompetensi
3) Belajar terprogram
4) Prosedur brainstorming
b. Fungsi harapan
Guru memberikan harapan-harapan tersebut untuk menggugah motivasi belajar. Cara-cara yang dapat dilaksanakan untuk memenuhi fungsi harapan yaitu:
1) Merumuskan tujuan instruksional sekhusus mungkin
2) Tujuan instruksional hendaknya terbagi atas tiga kategori
3) Perubahan-perubahan harapan
4) Tingkat aspirasi

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi motivasi dalam proses belajar mengajar itu sangat penting untuk mendorong peserta didik atau siswa dalam melakukan suatu aktivias belajar, menentukan arah kegiatan pembelajaran serta mencapai tujuan instruksional khusus dalam pembelajaran yang sudah dirancang sebelumnya.

3. Bentuk-Bentuk Motivasi Belajar Siswa
Beberapa bentuk motivasi belajar siswa menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2010) yaitu: “Memberi angka, memberi hadiah, memberi pujian, gerakan tubuh, memberi tugas, memberi ulangan dan mengetahui hasil. Kedelapan bentuk-bentuk motivasi belajar siswa dapat diuraikan seperti di bawah ini: 
a. Memberi Angka
Angka dalam hal ini merupakan simbol dari nilai kegiatan belajar. Angka-angka yang baik bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.  Namun sebagai guru haruslah mengetahui bahwa pemaparan angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar yang sejati, hasil belajar yang bermakna, langkah yang dilakukan adalah guru memberi angka.  Angka dapat dikaitkan dengan value yang terkandung dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada siswa sehingga tidak sekedar kognitif saja, tetapi keterampilan dan afektifnya.
Angka atau nilai yang baik memberikan motivasi kepada anak didik untuk belajar. Apabila angka yang diperolah anak didik lebih tinggi dari anak didik lainnya, maka anak didik cenderung untuk mempertahankannya. Namun guru sebaiknya berhati-hati dalam memberikan angka. Berbagai pertimbangan tentu lebih dahulu diperhatian. Betulkan hasil yang dicapai anak didik itu atas usahanya sendiri. 
b. Memberi Hadiah
Hadiah dapat sebagai motivasi, tetapi tidak selalu demikian, karena hadiah untuk sebuah pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berkat untuk pekerjaan tersebut. Hadiah yang diberikan sangat bermacam-macam tergantung dengan tingkat kemampuan guru baik dari segi keuangan mau dari segi kebutuhan/keperluan siswa. Jadi hadiah yang diberikan tidak semata-mata untuk memberikan kepuasan kepada siswa, melainkan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. 
c. Memberi Pujian
Apabila ada siswa yang sukses atau berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif sekaligus merupakan motivasi. Pemberiannya harus tepat, dengan pujian yang tepat akan nampak suasana yang menyenangkan dan mempertimbangkan gairah belajar.
Pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Guru dapat memakai pujian untuk menyenangkan perasaan anak didik. Pujian dapat berfungsi untuk mengarahkan kegiatan anak didik pada hal-hal yang menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Pujian diberikan harus betul-betul sesuai dengan hasil karya anak didik.
d. Gerakan Tubuh
Gerakan tubuh dalam bentuk mimic yang cerah, dengan senyum, mengangguk, acungan jempol, tepuk tangan, memberi salam, menaikkan bahu, geleng-geleng kepala, menaikkan tangan dan lain-lainnya adalah sejumlah gerakan fisik yang dapat memberikan umpan balik dari anak didik. 
Gerakan tubuh merupakan penguatan yang dapat membangkitkan gairah belajar anak didik, sehingga proses belajar mengajar lebih menyenangkan. Hal ini terjadi karena interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik seiring untuk mencapai tujuan pengajaran. Anak didik memberikan tanggapan atas stimulus yang guru berikan. 
e. Memberi Tugas
Tugas adalah suatu pekerjaan yang menuntut pelaksanaan untuk diselesaikan. Guru dapat memberikan tugas kepada anak didik sebagai bagian yang tak dapat dipisahkan dari tugas belajar anak didik. Tugas yang diberikan dalam berbagai bentuk. Tidak hanya dalam bentuk tugas kelompok, tetapi juga dalam tugas perorangan. 
Tugas dapat diberikan oleh guru setelah selesai menyampaikan bahan pelajaran. Caranya, sebelum bahan diberikan guru dapat memberitahukan kepada anak didik bahwa setelah penyampaian bahan pelajaran semua anak didik akan mendapat tugas yang diberikan oleh guru. Tugas yang diberikan dapat berupa membuat rangkuman dari bahan pelajaran yang baru dijelaskan, membuat kesimpulan, menjawab masalah tertentu yang telah dipersiapkan dan sebagainya.
f. Memberi Ulangan 
Ulangan adalah salat satu strategi yang penting dalam pengajaran. Dalam rentang waktu tertentu guru tidak pernah melupakan masalah ulanga ini. Sebab dengan ulangan yang diberikan kepada anak didik, guru ingin mengetahui sampai di mana dan sejauh mana hasil pengajaran yang telah dilakukan (evaluasi proses) dan sampai sejauh mana tingkat penguasaan anak didik terhadap bahan yang telah diberika dalam rentang waktu tertentu (evaluasi produk). 
Para siswa akan menjaga giat belajarnya kalau mengetahui akan adanya ulangan. Oleh karena itu memberi ulangan itu juga merupakan sarana motivasi, tetapi guru juga terlalu sering memberi ulangan karena bisa membosankan siswa. Maka sebelum ulangan guru sebaiknya terlebih dahulu memberitahukan akan adanya ulangan
g. Mengetahui Hasil
Ingin mengetahui hasil adalah suatu sifat yang sudah melekat di dalam diri setiap orang. Jadi, setiap orang selalu ingin mengetahui sesuai yang belum diketahuinya. Dorongan ingin mengetahui membuat seseorang berusaha dengan cara apa pun agar keinginannya itu menjadi kenyataan atau terwujud. Jarak dan waktu, tenaga maupun materi tidak menjadi soal, yang penting hal-hal yang belum diketahuinya dapat dilihat secara langsung. 
Dengan mengetahui hasil pelajaran apalagi kalau terjadi kemajuan akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.  Semakin mengetahui grafik hasil belajar meningkat, maka akan ada motivasi pada diri siswa untuk belajar terus menerus dengan harapan-harapan hasilnya terus meningkat.
h. Hukuman 
Hukuman adalah reinforcement yang negative, tetapi diperlukan dalam pendidikan. Hukuman dimaksudkan disini tidak seperti hukuman penjara atau hukuman potong tangan, tetapi adalah hukuman yang bersifat mendidik. Hukuman yang mendidik ialah yang diperlukan dalam pendidikan. Kesalahan anak didik karena melanggar disiplin dapat diberikan hukuman berupa sanksi menyapu lantai, mencatat bahan pelajaran yang ketinggalan, atau apa saja yang sifatnya mendidik. 
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif, tetapi kalau diberikan secara tepat, dan bijak akan menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman. Dengan upaya ini anak didik berusaha untuk bersikap tenang dengan memfokuskan perhatiannya kepada bahan pelajaran yang dijelaskan kembali oleh guru. 

4. Strategi Memotivasi
Pilihan strategi motivasi dapat didasarkan pada berbagai perspektif. Dalam perspektif behavioral misalnya imbalan atau hukuman eksternal merupakan kunci dalam menentukan motivasi perserta didik. Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif atau negative yang dapat memotivasi perilaku peserta didik. Pendukung penggunaan insentif menekankan bahwa insentif dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran dan mengarahkan perhatian yang tidak tepat. 

Strategi memotivasi siswa yang dapat dilakukan oleh guru dengan cara seperti yang dikemukan oleh Hamdani (2010: 165) yaitu:
a. Luangkan waktu untuk berbicara dengan peserta didik dan jelaskan kepada mereka mengapa aktivitas pembelajaran yang harus dilakukan adalah penting.
b. Bersikaplah penuh perhatian. Perhatikan perasaan peserta didik saat mereka disuruh untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin mereka lakukan. 
c. Kelola kelas secara efektif. Usahakan agar peserta didik bisa membuat pilihan personal. Biarkan mereka memilih topic sendiri, tugas menulis, dan proyek riset sendiri. Beri peserta didik pilihan dalam cara melaporkan tugas mereka. 
d. Ciptakan pusat pembelajaran. Peserta didik belajar sendiri atau secara kolaboratif dengan peserta didik lainnya. 
e. Bentuklah kelompok minat. Bagilah peserta didik ke dalam kelompok-kelompok minat dan biarkan mereka mengerjakan tugas riset yang relevan dengan minat mereka. 

Perspektif humanistis motivasi mengarahkan pada kapasitas peserta didik untuk mengembangkan keperibadian dan kebebasan untuk memilih nasib mereka. Sedangkan menurut perspektif kognitif pemikiran peserta didik akan memandu motivasi. Dalam perspektif ini motivasi internal adalah sangat penting. Perspektif kognitif merekomendasikan agar peserta didik diberi lebih banyak kesempatan dan tanggung jawab untuk mengontrol hasil prestasi mereka sendiri. 

Perspektif sosial menekankan pada upaya pemotivasi terkait dengan kebutuhan afiliasi atau keterhubungan dengan orang lain secara aman. Pemotivasian ini membutuhkan pembentukan, pemeliharaan, dan pemulihan hubungan personal yang hangat dan akrab. Kebutuhan afiliasi peserta didik tercermin dalam motivasi mereka dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru.

5. Teknik-Teknik Motivasi Belajar
Beberapa teknik atau pendekatan untuk memotivasi siswa agar memiliki gairah dalam belajar menurut Hamdani (2010: 294) yaitu:
a. Berikan kepada siswa rasa puas untuk keberhasilan lebih lanjut;
b. Ciptakanlah suasana kelas yang menyenangkan;
c. Atrulah tempat duduk siswa secara bervarias;
d. Pakailah metode penyampaikan yang bervariasi sesuai dengan materi yang disajikan;
e. Kembangkan pengertian para siswa secara wajar;
f. Berikan komentar terhadap pekerjaan siswa;

Keberhasilan belajar pada dasarnya terletak pada tangan siswa sendiri, dan faktor motivasi belajar memegang peranan penting di dalam menciptakan efektivitas kegiatan belajar mengajar. Guru harus memotivasi siswa agar mereka aktif belajar, terlibat, dan berperan serta dalam setiap pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas. 


Sumber:

Djaali. (2012). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamdani. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setiap.

Iskandar. (2012). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Referensi.

Roestiyah N.K. (2012). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Suprijono, Agus. (2013). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


METODE TANYA JAWAB DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA METODE TANYA JAWAB DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Reviewed by PENDIDIKAN POPULER on 07:05 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.