MODEL MAKE A MATCH



MODEL MAKE A MATCH


1. Pengertian Model Make A Match
Model pembelajaran make a match artinya model pembelajaran mencari pasangan. Setiap peserta didik mendapat sebuah kartu (bisa soal atau jawaban), lalu secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang ia pegang. Suasana pembelajaran dalam model pembelajaran make a match akan riuh, tetapi sangat asik dan menyenangkan. Menurut Rusman (2011: 223-233) Model make a match (membuat pasangan) merupakan salah satu jenis dari metode dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu cara keunggulan teknik ini adalah peserta didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana yang menyenangkan.

Teknik belajar mengajar mencari pasangan (make a match) dikembangkan oleh Lorna Curran (Anita Lee, 2010: 55). Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini dapat dgunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik. Menurut Agus Suprijono (2010: 94) hal-hal yang perlu dipersiapkan jika pembelajaran dikembangkan dengan make a match adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Jadi dari pendapat tersebut dapat kita simpulkan bahwa model make a match merupakan cara belajar dengan mencari pasang yang cocok dengan kartu yang dipegang, karena dalam pembelajaran ini, siswa ada yang memegang kartu jawaban dan ada yang memegang pertanyaan pertanyaan.
2. Langkah-Langkah Model Make A Match 
Langkah-langkah model make a match dalam proses belajar mengajar Anita Lee (2010: 55) yaitu:  
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang mungkin cocok untuk sesi review (persiapan menjelang tes atau ujian). 
b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu. 
c. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan artunya. 
d. Siswa bisa juga bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang memegang kartu yang cocok.

Adapun langkah-langkah model make a match dalam (Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, 2009: 46) yaitu: 
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi reviuw, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. 
b. Setiap peserta didik mendapat satu buah kartu. 
c. Setiap peserta didik memikirkan jawaban atas soal dari kartu yang dipegang. 
d. Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban). 
e. Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. 
f. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. 
g. Kesimpulan.

Kesimpulan dari kedua pendapat tersebut, maka langkah-langkah model make a match yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
b. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
c. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
d. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.
e. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
f. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.
g. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
h. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok.
i. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.

3. Kelebihan dan Kelemahan Model Make A Match 
Kelebihan model make a match menurut Miftahul Huda (2013: 253-254) adalah :
a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik; 
b. Karena ada unsur permainan, metode ini menyengkan; 
c. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa; 
d. Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi; dan 
e. Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.
Kelemahan model make a match menurut Miftahul Huda (2013: 253-254) adalah : 
a. Jika strategi ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak waktu yang terbuang; 
b. Pada awal-awal penerapan metode, banyak siswa yang akan malu berpasangan dengan lawan jenisnya; 
c. Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak siswa yang kurang memperhatikan pada saat presentasi pasangan; 
d. Guru harus hati-hati dan bijaksana saat member hukuman pada siswa yang tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu; dan 
e. Menggunakan metode ini secara terus menerus akan menimbulkan kebosanan.
Dapat disimpulakan bahwa setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu seorang guru sebaiknya dapat mengeksplorasi segala kelebihan yang ada dengan maksimal dan berusaha sebisa mungkin untuk menutupi kekurangan yang ada sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.


Sumber:

Huda, Miftahul. (2013). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Huda, Miftahul. (2015). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 

Lie, Anita. (2010). Cooperative Learning. Jakarta: PT Grasindo.

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

Slavin. (2008). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media

Trianto. (2012). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Konsep, Landasan, dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. 

MODEL MAKE A MATCH MODEL MAKE A MATCH Reviewed by PENDIDIKAN POPULER on 02:58 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.